Di zaman ketika online shop, dompet digital, dan berbagai promo ditawarkan di mana-mana, tentu akan sulit bagi sebagian besar orang untuk menahan diri agar tidak beli-beli ini itu. Apalagi di waktu-waktu menjelang akhir tahun seperti ini. Diskon ada di mana-mana. Siapa yang tidak tergiur? 

Padahal, tahu tidak, tak peduli seberapa besar diskon dan promo yang berhasil kamu dapatkan, jatuhnya tetap saja bukan hemat, apalagi kalau barang yang kamu beli sebetulnya tidak kamu benar-benar butuhkan. Simpelnya seperti ini, kalau kamu membeli tas seharga Rp. 500.000 dari yang harganya Rp. 700.000, kamu tidak hemat Rp. 200.000, tapi kamu sudah menghabiskan Rp. 500.000. 

Di sinilah kemudian gaya hidup minimalis mulai bermunculan. Minimalisme ini adalah wujud “pemberontakan” orang-orang yang gerah melihat konsumerisme dan hedonisme di masyarakat. Berawal dari Jepang, minimalisme mengharuskan penganut pahamnya untuk bukan cuma dengan ketat membatasi apa saja yang mereka beli, tapi apa-apa yang mereka punya. Hasilnya, tempat tinggalmu jadi bersih, rapi, dan bebas dari tumpukan barang yang sebetulnya tidak kamu perlukan. 

Namun, manfaat paling utama yang bisa dirasakan ketika kita menganut paham minimalisme adalah hemat. Pengeluaran jadi jauh lebih terkontrol. Tidak ada lagi pembelian secara impulsif. Hasilnya, tabunganmu jadi lebih banyak. 

Kalau kamu tertarik untuk memulai gaya hidup minimalisme, ini 5 langkah untuk memulainya. 

Beres-beres

Sudah pernah nonton reality show Mari Kondo? Nah, kamu harus mulai bersih-bersih dengan metode KonMari. Barang-barang yang tidak memberikan kebehagiaan bagimu, lebih baik disingkirkan. Jangan menumpuk terlalu banyak barang di rumah, apalagi di kamar. Hilangkan perasaan sentimentil terhadap barang-barang lama.  

Pilih Barang yang Memang Benar-benar Dibutuhkan

Tanya dirimu secara jujur, barang apa saja milikmu yang sebetulnya tidak kamu butuhkan dan tidak mendatangkan kebahagiaan bagimu. Kamu memilikinya hanya untuk simbol status atau hanya untuk membuat orang lain terkesan. Nah, barang-barang seperti itulah yang harus kamu singkirkan. Sisakan hanya barang yang benar-benar relevan dalam hidupmu. 

Bersihkan Kamar

Menyingkirkan barang, pakaian, dan buku yang biasa kamu tumpuk di kamar bukan cuma bisa bikin kamu jadi lega, tapi juga bisa bikin kamar jadi terlihat lebih luas dan rapi. Ini merupakan langkah pertama untuk bisa bebas dari keterikatan dengan materi. Lambat laun, keinginan untuk beli dan menumpuk barang yang tidak berguna akan hilang dengan sendirinya. 

Jangan Terobsesi Pada Suatu Barang Tertentu

Kita berada di masyarakat yang begitu terobsesi dengan benda. Begitu ada gadget keluaran terbuaru, ramai-ramai ingin beli. Begitu ada fashion terbaru, ramai-ramai ingin coba juga. Semua itu merupakan bukti kalau masih banyak dari kita yang terobsesi begitu rupa dengan materi, bukan karena kita butuh, tapi hanya untuk mengesankan orang lain. Inilah yang harus kamu hindari. Sebisa mungkin, lepaskan diri dari belenggu seperti itu. 

Pikirkan Bahwa Hidup Tidak Cuma Bergantung Pada Materi

Mulai sekarang, tanamkan dalam pikiran bahwa kamu sudah memiliki cukup barang dan tidak memerlukan yang lainnya lagi, kecuali benar-benar butuh. Membeli barang-barang branded yang mahal jelas bertentangan dengan prinsip hidup minimalis. Soalnya, tanpa disadari, seringnya benda yang kita beli itu bukannya melegakan, malah menambah beban pada kita, baik secara finansial maupun emosional.